ORIENTASI NILAI GERAKAN MAHASISWA TAK PERNAH USAI

ORIENTASI NILAI GERAKAN MAHASISWA TAK PERNAH USAI

Oleh : Kms. M. Indra Nurhakim

Kadept. Kaderisasi PK KAMMI Darussalam UNSRI


sumber : sumsel.tribunnews.com/2017/08/03/breaking-news-mahasiswa-unsri-demo-besar-besaran-tolak-ukt-semester-9

    Tepat sudah 4 Bulan, dimana aktivitas dibekukan dari seluruh dimensi kehidupan, seperti pendidikan, perkantoran, hingga perdagangan yang sekarang menjadi perhatian khusus pengamat ekonomi dimanapun berada. Tepat juga banyak kebijakan-kebijakan dari birokrasi pemerintahan lolosnya UU MINERBA yang sampai detik sekarang masih menjadi perbincangan hangat para kaum intelektual yang berperan sebagai pengemban aspirasi rakyat untuk disampaikan kepada para pemangku jabatan, hingga perguruan tinggi terutama yang sampai detik ini masih bungkam akan nasib mahasiswanya akibat dampak COVID-19. Ini adalah segelintir masalah yang kini menjadi problematika bangsa.

    Mahasiswa kini tengah dilema, jika kita melihat tahun-tahun sebelumnya akan banyak sekali pergerakan mahasiswa contohnya saja Pergerakan Serentak Mahasiswa di Seluruh Indonesia yang menolak RUU KPK & RUU KUHP. Bahkan ada juga Pergejolakan di dalam Kampus dengan maksud Penurunan UKT. Tetapi jika melihat tahun sekarang, apakah pergerakan mahasiswa tengah mati suri?

    Memang untuk sekarang untuk gerakan aksi nyata terhalang permasalahan bersama, tetapi untuk masalah pergerakan mahasiswa tentunya mereka masih menjaga mutu dari pergerakan tersebut karena dari mana pun ataupun apapun bentuk dari pergerakan mahasiswa tak terlepas dari nilai pergerakan itu sendiri. Contohnya saja “Gejayan Memamanggil” ini adalah wujud representasi pergerakan mahasiswa bertajuk “Millenial Digital System” yang dimana menjadi Pergerakan Mahasiswa dibidang Media Sosial dan Pemasifan isu-isu terkini yang sekarang melanda Negeri tercinta. Gerakan ini kental menjaga kualitas mutu pergerakannya yang mementingkan masyarakat.

    Ini menjadi pernyataan bahwa gerakan mahasiswa itu banyak sekali cara yang dapat dijadikan sebuah gerakan perubahan. Saya tidak sepenuhnya untuk mengajak seluruh mahasiswa untuk melakukan pergerakan media sosial atau lain sebagainya tetapi tetap dalam jalur gerakan mahasiswa untuk menjaga nilai mutu pergerakannya.

    Intinya penyusunan eskalasi dari pengkajian isu-isu hangat serta terus mengkaji hingga menjadi konklusi adalah cara kaum mahasiswa terus bergerak dari manapun asalnya. Tentunya pergerakan mahasiswa ini besifat Kontruktif untuk bangsa menjadi lebih baik lagi, dengan begitu mahasiswa tidak akan melupakan Tupoksinya sebagai agen perubahan masyarakat meskipun dilanda pandemi ini, dan Mahasiswa takkan pernah selesai jika membahas perbaikan masyarakat.


Comments